Ujian Akhir Siswa TPQ Baitul Ulya Buha, Manado
Mengawal pembentukan insani Indonesia yang
beberapa waktu lalu didengungkan oleh pemerintah Republik Indonesia tercinta
bahwa visi pada tahun 2025 nanti akan menyambut generasi emas Indonesia maka
TPQ Baitul Ulya Buha, Manado mulai berbenah untuk mensukseskan hal tersebut.
Sekait dengan hal tersebut, dewan guru TPQ
Baitul Ulya Buha-Manado telah mengagendakan kegiatan ujian kenaikan kelas di
akhir tahun. Upaya ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan anak-anak cabe
rawit Kelas I, II, dan III selama dua semester lalu.
Pelaksanaan ujian akhir tahun ini
dilaksanakan setelah masa liburan semester berakhir. Di awal liburan,
siswa-siswi telah diberikan materi yang harus di deres di rumah dengan
diarahkan oleh orang tua mereka masing-masing. Orang tua sengaja dilibatkan
dalam pengaplikasian materi pelajaran anak selama masa pembelajaran semester
awal dan akhir melalui ‘Lembar Panduan Orang Tua’ berisi materi setahun.
Pemberian LPOT tersebut digagas oleh para dewan guru agar sirgenitas antara
pihak guru, anak dan orang tua bisa terjalin dengan prima. Di satu sisi, para
orang tua dapat mengetahui secara langsung pencapaian kemampuan anak mereka. Di sisi lain, orang
tua pun ‘belajar’ mengukur kemampuan dan pengetahuan mereka terhadap seluruh
materi cabe rawit.
Kegiatan ujian berlangsung cukup seru.
Keseruan siswa-siswi terlihat dalam antusiasme mereka menghadapi ujian yang
sebelumnya telah mereka deres di rumah bersama orang tua dan teman-teman
sekelas mereka. Baik itu aspek hafalan doa, surah-surah mufasol, aspek hukum
dan pemahaman, aspek akhlakul karimah, aspek kisah teladan, praktek wudhu dan
sholat, maupun bacaan tilawati. Munaqosyah tilawati pun harus mereka lalui
untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Tampaknya, kegiatan ujian yang berlangsung
pada malam hari ini tidak menegangkan. Kejenakaan dan keceriaan siswalah yang
mencairkan ketegangan di awal pertemuan.
Alhamdulillah, kegiatan ujian berlangsung
dengan sukses. Kesuksesan tersebut ditunjang oleh kerjasama yang erat di antara
Lima Unsur pembinaan generasi penerus di
kelompok Buha, Manado.
Serunya ujian akhir! Ini
yang terlihat pada rangkaian kegiatan ujian akhir kelas tilawati yang
dilaksanakan oleh para cabe rawit TPQ (Taman Pendidikan Alquran) Baitul Ulya
Buha Manado, Sulawesi Utara medio awal tahun.
Seluruh siswa kelas I, II, dan III mengerahkan kemampuan daya ingat,
keahlian membaca, dan pemahaman mengenai berbagai etika. Dimulai dari ujian
praktek wudhu dan sholat, hafalan doa-doa harian dan surah-surah mufasol,
ahlakul karimah, hingga munaqosyah tilawati.
Serunya, siswa-siswa ada
yang tegang – terutama kelas III, yang sudah memasuki bacaan Alquran. Mereka
terlihat begitu khusyuk dengan beragam pertanyaan yang diberikan oleh para
guru. Sedangkan adik-adik kelas mereka, yakni kelas I dan II terlihat lebih
santai dan tidak tampak ketegangan di wajah mereka. Namun, meskipun demikian
tetap saja para guru mengarahkan beragam pertanyaan dibarengi praktek wudhu dan
sholat dengan seksama. Itu semua untuk menjamin keoptimalan perolehan nilai
para siswa cabe rawit.
Alhamdulillah semua
kegiatan berjalan lancar, hal ini ditunjang oleh adanya materi BIMBEL
‘Bimbingan Belajar’ di rumah selama masa liburan sebagai tahap penderesan dan
persiapan jelang ujian akhir kenaikan kelas. Materi Bimbel diberikan kepada
para orang tua cabe rawit bersamaan dengan tibanya waktu liburan, selama
periode liburan kurang lebih sebulan pengajian rutin per-kelas yang
dilaksanakan setelah sholat Magrib diliburkan. Kegiatan pengajian dialihkan ke
rumah masing-masing dengan sistem pendampingan oleh orang tua mereka yang sebelumnya
telah dibekali materi Bimbel.
Selama masa liburan
berlangsung, di antara beberapa siswa ada yang berlibur di luar kota sehingga
para dewan guru TPQ Baitul Ulya Buha Manado bermufakat memberikan maket panduan
KBM yang semula digunakan oleh para guru mengajar di kelas. Kesemua kebijakan
yang diambil oleh para pengurus dan dewan guru bermuara pada terciptanya insan
Indonesia yang sholeh, berakhlak, dan mandiri.
Pengoptimalan dalam
berbagai hal senantiasa dilakukan, baik itu pemberdayaan tenaga pengajar yang
terdiri dari mubaligh tugasan dan mubaligh-mubalighot pribumi, sarana dan
prasana kegiatan belajar mengajar, kerjasama antarguru dan orang tua melalui
buku penghubung dan kegiatan musyawaroh Lima Unsur tingkat kelompok yang
diupayakan sebulan sekali, maupun musyawaroh antara sesama dewan guru yang
frekuensinya seringi dilakukan untuk kemaslahatan peramutan generasi penerus di
lini terbawah, yakni cabe rawit.
Adapun peramutan generasi
penerus Baitul Ulya Buha Manado di lini tengah, yakni pra-remaja juga telah
berjalan di pertengahan tahun 2012 lalu. Pembentukan kelas pra-remaja ini
dilakukan pada saat musyawarah Lima Unsur di tingkat kelompok Buha disertai dengan
launching kurikulum dan sarana
prasarana yang diperlukan. Alhamdulillah sarana belajar-mengajar langsung
diamini dan diwujudkan oleh agniah setempat sehingga dapat tercipta sarana
kelas seperti pengadaan bangku dan pembatas masif.
Semoga perintisan dan
pembentukan generasi emas Indonesia yang sholeh, berakhlak, dan mandiri dapat
terwujud dengan kerjasama yang solid di antara Lima Unsur terkait dan juga
melibatkan seluruh warga LDII. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar